URGENSI NIAT DALAM PUASA RAMADHAN.

URGENSI NIAT DALAM PUASA RAMADHAN.

Bismillahirrohmanirrohiim.

Alhamdulillah washolatuwassalam 'ala Rasulillah.  Wa ba' du;

📚 Diantara kaedah syariat islam yang diajarkan oleh para ulama' kaedah:
Al-Umuur bi maqooshidihaa

Maksudnya: Semua perkara/perbuatan (mukallaf)  bergantung pada niatnya.

Kaedah ini,  diambil dari hadis Nabi - shallallahu'alaihiwasallam- yang sahih,  dari Umar bin Khattab - radhiallahu'anhu- beliau berkata: Aku telah mendengar Rasulullah - shallallahu'alaihiwasallam- bersabda:
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.  Dan bagi setiap orang balasannya sesuai apa yang telah dia niatkan".  [Muttafaq 'alaihi].


📝 Niat merupakan rukun puasa.  Tidak sah puasa seseorang yang tidak meniatkan berpuasa di pagi harinya sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

⏱ Waktu niat adalah pada malam hari.  Berdasarkan sabda Rasulullah - shallallahu'alaihiwasallam-: "Siapa yang tidak berniat pada malam harinya sebelum fajar,  maka tidak ada puasa baginya".  [Hadis sahih,  dikeluarkan oleh Imam Abu Daud,  Al-Tirmidzi,  Al-Nasai,  Ahmad,  Al-Darimi,  Al-Bazzar,  Ibnu Khuzaimah,  Ibnu Hibban,  Al-Daro Quthni,  Al-Baihaqi dan lain-lain dari sahabat Hafshah Ummul Mukminin - radhiallahu'anha-].

✍ Niat di malam hari disyariatkan pada setiap malam Ramadhan.  Sejak malam pertama sampai akhir puasa.

✍ Sebagian ulama berpendapat,  jika seseorang berniat di awal malam bulan Ramadhan untuk puasa pagi harinya selama sebulan maka itu mencukupkannya.

👉 Namun,  lebih hati-hati dan lebih dekat dengan konteks hadis Hafshah di atas adalah berniat setiap malam bulan Ramadhan.

Ini untuk puasa wajib Ramadhan.  Adapun puasa sunat/tathawwu',  maka sebagian para ulama' menerangkan bahwa dibolehkannya berniat untuk puasa sunat setelah fajar.


✍ Tempat niat adalah di hati. Dan tidak disyariatkan melafazkannya.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "URGENSI NIAT DALAM PUASA RAMADHAN. "

Post a Comment